Hampir setiap orang mengenal timbilen atau timbil yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang
tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak
dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian (insidens rate)
antara wanita dengan pria. Adakalanya seseorang mudah banget mengalami
timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu, kemudian muncul
lagi timbil di tempat yang lain.
Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau
peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian
bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih.
Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis
dan Moll.
-
Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
G E J A L A
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali,
yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah,
berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau
kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita
hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan
makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri
(self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan
secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun
kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
-
Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
-
Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
-
Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak
ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis
antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan)
dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen,
asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
ANJURAN UNTUK PENDERITA
-
Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
-
Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
-
Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
-
Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
-
Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
-
Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
-
Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.
PENCEGAHAN
-
Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
-
Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
-
Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
-
Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu. *misalnya di jalanan ndeso ™ Palaran* (mohon dengan hormat agar diperhatikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar